ICT in Learning

Hery Azwan & John Hunt
Training ICT in Learning facilitated by John Hunt

Beberapa bulan yang lalu (sekitar November 2011) aku memperoleh kesempatan untuk mengikuti training ICT in Learning yang diadakan di Universitas Satya Wacana, Salatiga. Kok jauh amat sih? Ini bermula dari kecelakaan atau tepatnya salah baca rekan kerjaku terhadap penawaran training yang ada di milis alumni Prasetya Mulya. Dia menyangka training ini bertempat di Jakarta.

Sebenarnya acara ini ditujukan untuk guru, tetapi untuk menambah ilmu tak ada salahnya toh. Sebagai penerbit buku pelajaran kami dituntut memahami tren pembelajaran di sekolah. Syahdan, aku ditunjuk mengikuti training ini bersama seorang teman dari tim penerbitan Bandung, dan seorang guru dari sebuah yayasan pendidikan yang cukup terkemuka di Indonesia.

Aku janjian bertemu Pak Ambar di bandara Cengkareng. Dengan sedikit komunikasi melalui telepon selular kami berhasil bertemu. Tak lama menunggu, panggilan boarding berkumandang dan kami menaiki pesawat yang membawa kami ke Semarang.

Dari bandara Ahmad Yani kami memesan taksi sebagai satu-satunya moda transportasi ke Salatiga. Memang ada bus kota ke Salatiga, tapi harus berangkat dari stasiun bus yang terletak di tengah kota. Adapun dari bandara, kita tinggal memesan taksi dari meja sebuah perusahaan taksi di pelataran bandara. Aku lupa apakah biaya dibayar langsung di meja tersebut atau dibayar belakangan. Sepertinya dibayar duluan deh….Yang aku ingat tarifnya saat itu Rp195.000.

Kalau dari Salatiga memang tidak ada taksi karena selalu ditentang oleh asosiasi pengemudi angkot. Alternatifnya, kita bisa naik travel Cipaganti yang jamnya terbatas dengan ongkos Rp25.000, naik bus kota, atau  yang paling gampang dan sekaligus mahal rental mobil yang tarifnya Rp200.000. Kalau kita menanyakan tarif rental ke pihak hotel maka akan diberi harga sekitar Rp 350.000. Tempat rental yang murah dapat ditemukan di belakang kampus Satya Wacana. Kita bisa ke sana dari kampus lewat jalan tikus yang hanya muat satu orang.

Perjalanan ke Salatiga cukup lancar, terutama di jalan tol. Setelah keluar tol baru agak sedikit tersendat, terutama di daerah yang bertanjakan. Kira-kira 2 jam kemudian kami tiba di Salatiga dan langsung menuju Hotel Grand Wahid, hotel terbaik di Salatiga. Kamar hotel cukup bersih dan sangat murah untuk ukuran hotel bintang 4.

Selepas magrib, kota Salatiga bagaikan kota mati. Jalan protokol di depan Hotel Grand Wahid relatif sepi. Tak banyak kendaraan berlalu lalang. Hanya angkot beberapa. Di kaki lima sepanjang jalan Sudirman mulai digelar aneka jajanan ala lesehan.

Merujuk pada beberapa rekomendasi dari beberapa blog, akhirnya kami putuskan untuk menikmati Sate Sapi Suruh yang terletak di seberang Hotel Grand Wahid. Kira-kira 200 meter kalau berjalan kaki. Tidak ada yang terlalu istimewa dari sate ini. Satenya mirip dengan sate mbok-mbok yang berjualan di sekitar Gedung Sate Bandung. Bumbu satenya mirip bumbu pecel, agak mirip bumbu sate Madura tapi kacangnya lebih terasa. Hanya saja kacangnya tidak disajikan panas-panas seperti sate Padang atau sate kacang yang biasa kita temukan di Medan.

Tampaknya inilah satu-satunya tempat makan di Salatiga yang layak dikunjungi. Buktinya, hari berikutnya kami juga tetap makan di sini. Soalnya gak ada alternatif lain deh….Mau mencari tempat lain, susah kendaraannya. Begitupun, kami tak melewatkan Wedang Ronde khas Salatiga. Letak warungnya agak menyempil di belakang warung sate.

Acara training berlangsung dua hari, difasilitasi oleh Profesor John Hunt, dosen dari Sunshine Coast University, Australia. Beliau juga pernah mengajar selama 6 tahun di Saudi Arabia. Kholash, Mafi musykilah menjadi ungkapan yang sering diulang-ulang oleh John Hunt setiap kupancing agar dia berbahasa Arab.

Training berlangsung di lab komputer Fakultas Teknik Informatika dengan jumlah peserta sekitar 20 orang. Materi training berfokus pada  iThink, iConnect, iBehave, iCollaborate dengan pengantar bahasa Inggris.

Salah satu materi yang masih kuingat adalah penggunaan software Inspiration 9 sebagai alat pembelajaran. Dengan software ini guru bisa membuat presentasi yang menarik: ada gambar, ada suara, menggunakan hyperlink, dengan bantuan Google.

Selain itu ada www.titanpad.com yang bisa menjadi sarana untuk brainstorming. Dari tempat berbeda kita dapat mencurahkan ide dalam satu lembar kerja. Ada juga website www.todaysmeet.com  yang fungsinya mirip seperti BBM Group. Jadi kalau di sekolah ada akses internet dan siswa tidak punya BB, www.todaysmeet.com  ini bisa digunakan. Ada juga www.wolframalpha.com sejenis mesin pencari khusus untuk bidang sains dan matemaika. Coba deh link di atas….

Saat tugas kelompok Look up, look down, look right, look left, aku dipinjami iPad 2 Mr John. Kami memotret dan merekam obyek yang kami anggap menarik.  Selanjutnya, kami diminta mempresentasikan apa yang kami foto dalam power point, dengan menambahkan teks yang relevan. Tapi akhirnya yang dipakai adalah foto dari Blackberry ku karena iPad 2 nya masih dalam versi wi-fi, sementara di lab computer tidak ada hot spot.

Dengan iPad2 kelompok kami merekam lagu penyemangat yang kami ciptakan sendiri. Kebetulan hanya kelompok kami yang benar-benar niat untuk tampil. Benar-benar cara pembelajaran yang menarik. Seandainya pembelajaran sekolah bisa semenarik ini.  Adapun kelompok lain masih malu-malu. Akhirnya mereka hanya menyanyikan lagu yang sudah ada, bukan lagu sendiri.

Dari tugas kelompok inilah aku bisa merasakan betapa useful-nya iPad 2 sehingga akhirnya aku memutuskan membelinya di Jakarta beberapa bulan kemudian, saat iPad 2 sudah masuk Jakarta. Terima kasih Profesor John Hunt yang telah memperkenalkanku dengan iPad 2.

Satya Wacana yang dulu pernah kukunjungi tahun 1991 berbeda dengan saat ini, meskipun bangunan lama masih berdiri tegak. Sekarang sudah terlihat beberapa mahasiswi berjilbab, sebuah pemandangan langka di tahun 1991. Aku juga sempat salat di mushola kampus, meski tempatnya sangat sempit dan agak kurang terawat. At least, suasana kemajemukan terasa dan menjadi sarana pembelajaran untuk hidup bersama dalam masyarakat Indonesia yang lebih luas.

Kegiatan kemahasiswaan terlihat sedang berlangsung. Ada pameran komunikasi visual. Ada latihan tari. Ada yang diskusi. Beberapa mahasiswa tampak sedang menanti jam pelajaran berikutnya. Setiap mahasiswa tampaknya sudah menenteng laptop. Suasana perkuliahan memang tidak seperti zaman dulu ya. Kalau dulu yang ditenteng mesin tik. Eh, nggaklah. Mana tahan kalau harus menenteng mesin tik.

18 tanggapan untuk “ICT in Learning

  1. yahhh kok aku jadi pengen beli iPad nih jadinya 😀
    wah salatiga sepi ya kalau malam… ngga jadi ke sana deh 😀 Bisa-bisa aku mati kutu di sana.

    Ha ha…silakeun dibeli New iPad.
    Yup sepi banget emang. Kayak kota mati.

  2. iThink, iConnect, iBehave, iCollaborate
    Sepertinya menarik ini …

    Dan lagi … saya belum kenal sama sekali dengan soft ware-soft ware yang abang sebutin …

    Kira-kira ada lagi nggak ya training ini ?

    salam saya Bang

    Wah tertarik ya Bos? Penyelenggaranya Willie Toisuta Foundation. Nanti kalau ada lagi aku info ya

  3. Aku beberapa kali ke Salatiga, dalam rangka penelitian ke Sekolah Komunitas Qaryah Thayyibah. Dan sempat juga mampir ke Satya Wacana serta STAIN Salatiga. Memang benar apa yang dirimu katakan, bahwa Salatiga bukanlah kota yang cocok bagi pecinta kehidupan malam, haha.. Tapi, kota itu cukup bersemangat untuk maju kulihat.

    Ipad 2 ya..? hmm… beli gak ya..? Musykilah jiddan…!! 😀

  4. Saya setiap kali cuma lewat aja di Salatiga….padahal teman kostku dulu di Bogor dari kota Salatiga.
    Sayang belum punya kesempatan menyambangi kota ini secara detail…..

    Ipad2? ……hmm mikir-mikir dulu….

  5. Walaupun background bukan IT, tapi Mas Azwan memang bisa nulis disana sini. Terima kasih atas pengalamannya

    Thanks atas pujiannya Uda Abrar. Yang penting kita harus terus belajar

  6. wah … kok tidak mampir beli oleh2 di jl sukowati 4? toko sederhana… beli enting2 buat oleh tidak tuch…? ^^v

  7. saya rasa anda saja yang mendapat rekomendasi kurang bagus soal kota salatiga, tempat2 menarik dan kulinernya berada di daerah pinggiran kota salatiga..salam salatiga hati beriman..

Tinggalkan komentar