Coba pejamkan mata Anda. Bayangkan saat Anda di Taman Safari atau kebun binatang lainnya. Jangan bayangkan HARIMAU.

Sekarang buka mata Anda. Apakah yang tadi Anda bayangkan? Harimau. Ya, harimau.

Alam bawah sadar kita tidak mampu mencerna kata-kata yang berkonotasi negatif seperti TIDAK dan JANGAN. Akibatnya, apa yang dilarang, atau coba kita hindari malah mendekat.

Itu mungkin yang menjelaskan sebuah ungkapan bahwa batas antara BENCI dan CINTA itu sangat tipis. Orangtua kita sering menasehati anak-anaknya terutama anak gadisnya agar tidak membenci seorang pria yang tidak disukainya terlalu berlebihan. Bencilah sewajarnya. Jika berlebihan, cinta bisa berubah menjadi cinta.

Wacana tentang ungkapan negatif ini sering terjadi pada anak kecil. Anak kecil pra SD yang masih dikuasai alam bawah sadar, belum bisa mencerna kata TIDAK dan JANGAN. Padahal orangtua paling hobi melarang.

“Nak, jangan berkelahi. Nak, jangan pukul adik”. Demikian kata yang sering diucapkan orangtua.

Apa yang terjadi? Si anak akan terus berkelahi. Si anak akan terus memukul adiknya. Bukannya si anak bandel, tapi dia belum memiliki pengertian yang sama dengan pengertian orangtuanya.

Karena itu, dalam komunikasi sehari-hari, penggunaan ungkapan yang positif sangat dianjurkan. Memang tidak mudah membiasakannya.

Lalu mengapa di dalam kitab suci banyak sekali kalimat yang berupa larangan? “Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong”. Demikian salah satu kutipan dari Alquran.

Apakah Tuhan tahu bahwa larangannya pasti akan dilanggar manusia? Ataukah ada maksud lain? Astaghfirullah.

Lho, kok dibaca juga sampai akhir. Kan sudah dibilang di atas, “Jangan Klik Postingan Ini”. Nah lho… (Hery Azwan, 5/3/2008)

• Self Development