Di Pilkada Jabar yang menang orang muda. Di Sumut, menurut Qucik Count LSI, yang menang Syampurno. Syamsul Arifin yang dua kali menjabat sebagai bupati Langkat tidak dapat dikatakan muda lagi. Kalau begitu, apa penjelasannya?
Faktor yang sama dengan di Jabar adalah bahwa Syampurno diusung oleh PKS (selain PPP dan PBB). Padahal, jumlah suara PKS di Sumut jauh dari suara PKS di Jabar, apalagi di Jakarta.
Tampaknya faktor Syamsul Arifin yang nota bene masih merupakan orang Golkar (penasehat MKGR) dan sekaligus sebagai Ketua Perhimpunan Melayu sangat berpengaruh. Jadi, kemenangan Syamsul dapat disamakan dengan kemenangan JK saat Pilpres 2004 dan Syahrul Yasin pada Pilkada Sulsel. Mereka orang Golkar yang diusung partai lain dan ternyata sukses.
Atau barangkali brand Syampurno sangat memikat kalangan Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Syampurno barangkali dapat dipersepsikan sebagai Sempurna, mirip lagu Andra and The Backbone atau Gita Gutawa. Rakyat barangkali terobsesi dengan kesempurnaan seorang pemimpin.
Selain itu, penampilan Syamsul yang ceplas ceplos sangat sesuai dengan karakter orang Medan. Apalagi Syamsul merintis karir dari bawah, dari seorang penjual kue keliling dan tukang cuci sampan di Pangkalan Brandan. Ini episode yang membuat rakyat Sumut terharu, persis ketika Veri AFI dan Ihsan Idol berhasil meraih simpati publik dengan kisah sedih mereka.
Saya masih teringat bagaimana Syamsul ikut terkenal di televisi dengan keberhasilan Veri AFI dan Jagar (kalau tidak salah ingat) yang menjadi juara Pildacil. Setiap Veri dan Jagar tampil mereka selalu menyebut Syamsul Arifin sebagai bupati yang mereka cintai. Barangkali data ini masuk ke dalam long term memory para pemilih. Peran televisi memang sangat dahsyat dalam mempengaruhi pilihan masyarakat.
Barangkali hal yang sama dinikmati oleh Dede Yusuf yang dikenal oleh pemirsa lewat Jendela Rumah Kita, Perwira Kesatria dan iklan Bodrex.
Setelah terpilih, banyak pekerjaan rumah yang harus dihadapi Syampurno. Listrik yang selalu byar pet menjadi tantangan yang sangat berat. Jika ini berlangsung, industri terancam kabur dari Sumut. Demikian gotak gatuk dari saya. Ada tanggapan?
–Setiap Veri dan Jagar tampil mereka selalu menyebut Syamsul Arifin sebagai bupati yang mereka cintai—
setidaknya sudah dicintai sama warganya.
semoga bisa mbalik mencintai warganya sebaik-baiknya.
Amin.
kalau kita ikuti beberapa pilkada, para pemenang dan pemilih mempunyai karakteristik tertentu yang tidak bisa disamaratakan hanya berdasarkan tua-muda atau partai yang mengusungnya. Jabar dimenangkan oleh pasangan yang relatif lebih muda dikarenakan no 1 dan 2 nya masih sangat dekat dengan status quo “masa lalu”. Sulsel dimenangkan oleh pasangan yang diusung bukan oleh partai utamanya dikarenakan janji politik “kesehatan dan pendidikan gratis” yang sangat membius para pemilih dan untuk Sumut dimenangkan oleh Syampurno karena Symsul begitu “dekat” dengan masyarakatnya. Terima kasih om….saya tunggu pembahasan “konflik PKB”
semoga bisa menjalanakan amanah yg diberikan. amienn
Pemilih dalam pelaksanaan Pilkada sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya dipengaruhi oleh :
1. Partai yang mengusungnya (sejauh mana keberpihakan/visi dan misi partai terhadap rakyat )
2. Integritas calon (Visi dan misi calon) terhadap kepemimpinan yang akan diembannya.
Rakyat sudah semakin mele, mereka tidak akan terpengaruh dengan janji-janji doank. Laksanakan janjimu, karena janji adalah hutang yang harus dibayar.
Yang jelas siapapun yang memimpin SUMUT …
kita tunggu hasil kerjanya ya Bang …
Semoga SUMUT menjadi lebih baik di masa yang akan datang …
Hidup SUMUT …
Salam saya bang …
Kalau ada yang menyebut pemenang pilgubsu 2008 adalah pasangan Syampurno (5) adalah SALAH BESAR. So, Who’s to be a winner Pilgubsu 2008 ? Tidak lain GOLPUT… (Hidup Golput !!!) Ternyata NO. 6 meraih 43% suara. GOLPUT menjadi primadona dalam pilgubsu kemarin. Gabungan individu penduduk yang secara sendiri-sendiri “memboikot” pilgubsu ini, jumlahnya sampai 43 % dari total populasi yang berhak memilih. Atau, sekitar 5.000.000 orang. (Sumber dari ‘Antara news’, LSI, JPPR, KPU, etc) Fakta yang tak terbantahkan adalah mosi tidak percaya dari 43% Golput adalah masyarakat Sumut menginginkan perubahan yang real, dengan 43% Golput dikarenakan tidak adanya figur pemimpin yang di inginkan oleh masyarakat Sumut apalagi dengan Partai pendukung yang ikut berlomba di ajang Pilgubsu (katanya PUTIH kok ABU-ABU, katanya BERSIH kok berselemak NODA…??!!) Kita bisa saksikan di acara pentas kandidat Gubsu 2008 yang ditayangkan oleh Metro TV, 12 April 2008 dinilai sebagian masyarakat Sumatera Utara sebagai acara yang tidak bermutu alias “Lawak-lawak”. Bagaimana tidak, masyarakat berharap dengan ditayangkannya acara tersebut dapat terlihat visi, misi para kandidat Gubsu 2008 untuk membangun Sumatera Utara. Disamping itu, masyarakat juga berharap ada komitmen yang jelas dari para kandidat dalam hal mengantisipasi kebocoran anggaran untuk mendukung program pemerintah mempercepat pemberantasan tindak pidana korupsi (…tidak ada yang nyambung jawaban para kandidat dan sepertinya gak tahu malu mereka…) Satu lagi kalau dilihat dari KPU sendiri adalah MACAN OMPONG di kandang sendiri yang hanya bisa menyalahkan instansi lain (PemProp & Badan Pusat Statistik Sumut) padahal KPU sendiri tidak beda dengan mereka (ctt. 12 milyar rupiah hanya untuk pendataan pemilih, sosialisasi, dll) bahkan ada masyarakat yang tidak tahu kalau tgl. 16 April 2008 adalah hari pencoblosan untuk memilih Gubernur mereka, lain lagi dengan kartu pemilih yang seperti lawak-lawak terbagi di masyarakat yakni anak kelas 2 SD menerima kartu pemilih juga kartu pemilih ganda dan kartu pemilih untuk orang yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu, adalagi sekitar 35% pemilih yang sudah punya hak pilih tidak menerima kartu pemilih, yang lebih parah lagi 95% data pemilih adalah data tahun 2005, sekali lagi KPU tidak bekerja maksimal. KPU punya andil besar meng-GOLPUT-kan Sumut…. Salah satu indicator keberhasilan Pemilu adalah 10% Golput. Jadi untuk Syampurno (5) yang mengklaim sebagai pemenang (ala Quick Qount LSI, KOMPAS, INDO BAROMETER, ARIMATEA dan juga KPU), jangan takabur, Coba bandingkan dengan suara dukungan yang didapat pasangan Syampurno (5), yaitu 27,67 % dari 8.848.551 pemilih. Artinya, hanya sekitar 2,5 juta orang dari sekitar 13 juta penduduk yang memiliki hak pilih, yang menghendaki pasangan ini untuk menjadi gubernur/wakil gubernur Sumut periode lima tahun ke depan. Sekali lagi, GOLPUT MENJADI IDOLA & PEMENANG DI PILGUBSU 2008…. HIDUP GOLPUT…!!!!
Sebuah catatan dari ‘NDPDNT FACTION COMMUNITY from Cold Twon BERASTAGI ‘