Dari Dapur Talking Book

Saya baru tiba dari kantor Readboy Talking Book di kawasan Kelapa Gading. Saya diterima dengan baik oleh Ibu Jenny dan Bapak Amin Wijaya. Mereka pasangan yang kompak dalam menjalankan bisnis ini.

Pernah dengar Talking Book kan? Itu tuh, buku yang bisa mengeluarkan suara. Jadi, kalau kita meletakkan buku tertentu di atas mesin talking book, dan menyetel kartu memori yang sudah diset sedemikian, kita bisa mendengar bunyi sesuai tulisan yang kita pencet. Misalnya, kita meletakkan pulpen khusus di atas buku yang bertuliskan,”How are you?”, maka suara pun keluar dari mesin melafalkan kalimat di atas.

Mesin yang dapat ditemui di counter Gramedia ini masih diimpor dari Cina. Rupanya bangsa kita belum bisa membuat mesin seperti ini. Karena pasarnya belum besar, versi jangkriknya juga belum ditemukan (sepengetahuan saya).

Mesin ada dua tipe. Tipe 1 berbandrol Rp 1.100.000. Tipe 2 berbandrol Rp 1.600.000. Apa kelebihan tipe 2? Tipe ini bisa memutar MP3 dan bisa menjadi kamus elektronik.

Menurut Bu Jenny, buku yang paling laris dijual oleh Readboy Talking Book adalah buku juz amma dengan terjemahan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) dan buku cerita anak. Memang, mesin ini sangat cocok untuk anak karena merangsang semua indra anak. Gambar saja rupanya belum cukup. Perlu tambahan suara, terutama untuk mempelajari bahasa asing.

Dari buku yang telah dibuat talking booknya, bahasa yang dipakai antara lain: Indonesia, Inggris, Jawa, Mandarin dan Arab. Tak mustahil, nanti akan menyusul bahasa lainnya.

Dengan talking book ini, belajar bahasa akan lebih mudah. Pronunciation atau pengucapan akan lebih sesuai dengan penutur aslinya. Tentu saja, jika pengisi suara adalah benar-benar native speaker, bukan orang Indonesia. Tidak main-main, untuk pengisi suara pembacaan ayat suci Alquran, Jenny merekrut qori dan qoriah terbaik.

Yang menarik dari bisnis ini adalah ethos kerja kedua pasangan Jenny dan Amin. Jenny bahkan sampai pergi ke Arab Saudi untuk mencari perbandingan buku bernuansakan Al Qur’an yang dapat dibuat versi Indonesianya.

Di kantornya, saya diperlihatkan karyawan yang sedang mengedit suara di ruang studio. Mereka sudah menggunakan monitor layar datar. Tampak grafik suara di layar komputer.

Ada dua cewek berjilbab yang sedang mengerjakan editing bahasa Arab, dan ada beberapa cewek berwajah oriental yang sedang mengerjakan editing bahasa Mandarin.

Dalam bisnis, semua perbedaan akan mencair. Selagi menguntungkan, hayuhhh aja. Perbedaan memang rahmat yang patut disyukuri. Saya semakin yakin bahwa yang mendamaikan sekelompok manusia adalah kepentingan, lain tidak.

Di tengah arus meningkatnya permintaan terhadap E-Book, adanya talking book ini bisa memberi nafas tambahan bagi penerbit buku edisi cetak.

9 tanggapan untuk “Dari Dapur Talking Book

  1. wah, buku yang disentuh lewat kemajuan teknologi. kalau saja bisa dijual dengan harga yang supermurah, hiks *mimpi* yang pasti talking book akan laris-manis. saya jadi membayangkan, anak2 bisa lebih cerdas dan selalu ter-update pengetahuan dan bahasanya melalui produk itu. saya oun belum pernah melihatnya, mas azwan. haks, jadi malu nih!

    iya, pak. kalau murah, pasti akan laris manis.
    kira2 berapa harga yang dianggap murah ya pak?
    tapi produsennya tetap bisa memperoleh untung lho?
    kalau tidak, nanti mereka malas berinovasi.

  2. wahhh bagus juga tuh idenya. Kalau di sini tidak berbentuk buku. CD saja. Jadi misalnya dijual picture book + CD untuk mendengar. Atau ada CD cerita (Ya seperti kaset sanggar cerita tapi CD). Saya pernah mengisi suara CD untuk Picture Book yang dikeluarkan dalam 25 bahasa. Tentu saja originalnya dalam bahasa Jepang, lalu saya terjemahkan untuk versi cetak, dan isi suara untuk CD nya. Nanti kapan-kapan saya cerita tentang itu deh (kalau inget hihihi)

    talking book ini merupakan alternatif.
    jadi, tidak usah dipertentangkan dengan CD atau buku.
    masing-masing bisa melengkapi kekurangan yang ada.
    aku tunggu ulasan Ime-chan tentang pembuatan CD tsb.

  3. Hmmm …
    Iya bang … hebat juga kiprah pasangan bisnis ini …
    sampai study ke arabsaudi juga ya ….
    berul-betul serius menangani pembuatan buku tersebut

    Salam saya bang
    maaf udah lama nggak nengok abang nih …

    iya, bos. hebat sangat.
    kalau sibuk ya jangan dipaksain blogwalk, bos.
    kite juga ngerti kok….
    salam saya, bos.

  4. Talking book..?
    weh baru denger sayanya..

    Alhamdulillah juz amma termasuk best seller.

    Mudah2an anak2 di kota juga gak kalah dalam belajar Alquran dibanding anak2 desa yang tempat mengajinya relatif masih banyak.

  5. Bang..aku udah liat2 barang itu..denger2 udah kerja sama dengan penerbitnya abang ya? kalau nggak salah u bahasa inggris..bener bang?

    Benar, kita udah kerjasama. Buku kita yang sudah jadi talking book: “Smart in English” dan “Learning by Doing”, buku pelajaran bahasa Inggris untuk SD.

  6. 1st impression, readboy suatu gadget all in bwat saya,,,, alat ini sungguh terlalu,,, hehehe saya ga perlu harus kursus, bwat beginner ok punya nh…bisa bwat umum, dan pastinya bwat ponakan saya pasti lebih smart…. oia klo boleh bahasa perancis segera dirilis,. Tapi utk pembayaran mungkin kerjasama dengan bank, mungkin perlu 0% interset utk raup pelanggan baru hehehe bravo mas… semoga jaya

  7. saya pernah lihat demonya di gramedia, sangat menarik dan dapat memotivasi anak untuk belajar karena memaksimalkan semua indera sehingga daya tangkapnya juga lebih cepat. anak juga bisa belajar sendiri kapan pun dan dimana pun.tapi harganya itu loh.ada gak sih produk lain serupa dengan yang diproduksi readboy dengan harga yang lebih terjangkau? atau kapan ya kira-kira ada harga promosi?.terima kasih

  8. salam kenal… mau tanya.. utk redboy talking booknya itu bedanya yg tipe 1 sm tipe 2 apa ya..
    g ada diskon nich.
    utk bukunya yg bisa terbaca apa khusus buku yg ada logonya redboy apa semua buku bisa terbaca.. takutnya hy buku tertentu saja trus harganya mahal lagi..
    tx sharenya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s