
Tiga tahun yang lalu istriku Yuli sudah pernah menjalani laparoskopi. Post tentang laparoskopi yang saya tulis pada blog ini mendapatkan kunjungan yang sangat ramai, sampai hari ini. Ini menandakan banyak juga ibu-ibu yang mengalami tantangan yang sama dengan istriku. Lalu, mengapa pula harus laparoskopi lagi?
Setahun setelah laparoskopi di RS Bunda di awal 2008 hampir dibilang kami tidak pernah lagi konsultasi ke dokter kandungan. Kami hanya memasrahkan diri kepada Allah semata sebagai Sang Khalik. Namun beberapa bulan lalu timbul ide untuk mengikuti program bayi tabung. Sebelumnya, terbersit juga untuk mengikuti inseminasi buatan. Tetapi dokter yang kami tanya di Bandung mengatakan kalau inseminasi peluangnya lebih kecil daripada bayi tabung. Lagipula, kami berdua sudah cukup berumur, sehingga harus berkejaran dengan waktu. Istriku sudah 35 tahun, sementara umur maksimal yang aman untuk mengikuti program bayi tabung adalah 38 tahun.
Maka, diperiksalah Yuli oleh dokter kandungan (Dr Tono Juwantono). Hasilnya, dokter melihat bahwa ada yang tidak beres di salah satu tuba. Jika tidak dibereskan maka ini bisa mengganggu proses pembuahan. Rupanya, setelah laparoskopi yang dulu, timbul lagi sejenis jaringan. Karena itu, dokter merekomendasikan laparoskopi lagi. Menurut beliau, jika tidak berharap untuk punya anak lagi, maka tidak perlu dilaparoskopi. Tetapi jika masih mau berikhtiar, maka jaringan ini harus dibuang lewat laparoskopi.
Mendengar Yuli harus dilaparoskopi lagi terus terang saya sedikit trauma. Namun, Yuli rupanya dapat menerima ini dengan tabah. Dia tidak trauma untuk menjalani laparoskopi sekali lagi. Maka ditetapkanlah tanggal 3 Desember 2011 sebagai hari H.
Operasi dilakukan pukul 5 pagi di RS Limijati, Bandung. Malamnya dokter telah mewanti-wanti agar aku ikut menyaksikan ke dalam ruang operasi sehingga keputusan untuk melakukan tindakan dapat dibuat dengan cepat. Pukul 4.30, setelah shalat Subuh aku sudah ada di rumah sakit. Kali ini aku tak sempat bertemu Yuli. Dia sudah masuk ke ruang operasi rupanya.
Setengah jam kemudian dokter memanggilku. Aku dipasangkan pakaian khusus dan masker. Aku diarahkan dokter untuk berdiri di sampingnya, sementara wajahku diminta menghadap ke monitor tv 20 inch merek Sony. Operasi sudah berlangsung setengah jalan.
Dokter melakukan operasi bagaikan bermain video game. Ada 3 lubang yang dibuat di perut Yuli. Salah satunya untuk kamera. Dokter melakukan tindakan berdasarkan pandangannya ke arah monitor tadi. Jadi tidak ada pandangan manual dengan mata kepala sendiri dalam pengertian biasa.
Suasana operasi berlangsung normal. Bahkan terkadang dokter bercanda dengan perawat, asisten dan dokter anestesi. Katanya sih memang begitu kebiasaan dokter di ruang operasi. Gunanya untuk menghilangkan stres. Entahlah. Sementara aku menyaksikan dengan bibir kelu. Benar-benar tidak tega.
Sesekali dokter memerintahkan asistennya untuk memfoto adegan saat dia membakar atau mengangkat jaringan tertentu. Beberapa calon kista yang berbentuk lingkaran kecil berwarna putih turut dibakar.
Dokter meminta pendapatku apakah jaringan yang merusak tadi boleh dibuang. Tentu saja aku mengiyakan.
Aku berada di ruang operasi sekitar 15 menit. Ingin rasanya cepat-cepat meninggalkan ruangan operasi.
Sekitar pukul 06.00 aku diminta meninggalkan ruangan. Dokter akan segera menutup ketiga lubang. Aku menunggu di luar.
Tak lama kemudian istriku di bawa ke ruang khusus untuk pemulihan dalam kondisi masih tidak sadar. Aku dan mama mertua memperdengarkan ayat-ayat suci, sementara istriku masih belum sadar juga hanya menggumam memanggil suster.
Beberapa saat kemudian dokter keluar dengan baju normal dan berbicara kepadaku. Menurutnya, kita akan menunggu sampai 6 bulan dengan cara normal. Jika tidak hamil juga, maka pada bulan keenam bisa langsung bayi tabung atau inseminasi.
Proses pemulihan total bisa berlangsung selama 3 bulan. Karena itu, peluang untuk hamil secara normal hanya 3 bulan saja.

Terlepas dari cara bagaimana kami bisa memperoleh keturunan, aku sudah memasrahkan diri kepada Allah atas apapun yang terjadi. Semua proses penciptaan adalah kehendak-Nya. Manusia hanya bisa berusaha. Tugas kita adalah menjalani proses. Sementara hasilnya menjadi kuasa Allah.
Mohon doa dari pengunjung blog ini agar kami, terutama istriku, diberi kekuatan untuk menjalankan proses ini. Mudah-mudahan Anda selalu dalam lindungan dan karunia-Nya juga.
ikut mendoakan mbak Yuli dan Bang Hery atas usaha memperoleh keturunan. Betul, hanya Tuhan yang kuasa atas kehidupan kita manusia.
Arigato gozaimasu, Ime chan
Saya selalu berdoa untuk Bang Hery dan istri …
Semoga ALLAH memberikan jalan terbaik bagi Abang sekeluarga …
Saya tetap berdoa bang
Salam saya
Makasih doanya Bos….
Salam buat tiga jagoan ya….
Semoga Allah Swt memberikan yang terbaik untuk antum sekeluarga.
Dan semoga pula kita termasuk dalam orang yang bersabar.
Salam kami sekeluarga untuk keluarga bro Hery
شكرا جزيلا atas doanya bro. ان الله مع الصابرين
Terima kasih ats share nya. Skrg sy hanya bisa berserah diri pd Alloh SWT atas hadirnya kelak…buah cinta kasih kami.
Yup. Saya ikut mendoakan….
Wempi juga susah dapetnya. Setelah usaha macam2 selama 3tahun lebih, baru dapat, habis itu anak ke dua, dikasih rapat ma anak pertama, hueheee
Wah, mantap kali dikasih rapat sejak dapat yang pertama.
Subhanallah Bro… Kupikir, rencana bayi tabung kemarin sudah tuntas. Ternyata, masih ada proses yang lumayan panjang lagi ya..?
Insya Allah bro… dengan usaha maksimal dan ikhtiar yang tak putus-putusnya dari ente dan istri, aku yakin, akan berbuah manis dalam kehidupan kalian. Aku doakan…
Masih selalu memegang prinsip: من صبر ظفر bukan? 🙂
Thanks doanya bro
5 hari yang lalu ketika aq sibuk mencari artikel mengenai laparoskopi, mata ku tertuju untuk membaca tulisan di blog mas hery berjudul “menyempurnakan ikhtiar melalui laparoskopi” berikut komentar2 perhatian dari semua teman, bahkan tulisan beserta komentar2 nya tersebut aq buat kliping demi memberi pengetahuan dan kekuatan selain dari Nya tentunya agar aq berani melakukan laparoskopi 16 Januari 2012 nanti…..hari ini aq membaca kembali tulisan mas hery yang ternyata begitu sabar dan iklas melaksanakan ikhtiar…malu rasanya..mengingat pernikahan ku yang belum genap setahun ini saja, sudah seringkali keluh kesah terucap karena tak kunjung diberi keturunan, Astagfirullah…Ampuni aq Ya Rob…kami doakan semoha mas hery dan istri diberi rezeki keturunan, dan doakan aq agar laparoskopi yang akan kujalani nanti berjalan dengan baik, amienn…
Syukurlah kalau blog ini bisa memberi inspirasi. Mudah2an kamu juga tabah menghadapi tantangan ini.
Pagi pak hery, semalem baru saja saya konsul ke dr.tono.. Saya punya kista endo dan memang harus dilaparoskopi. Mau nanya mengenai biayanya nih pak, klo di biaya nginap+laparoskopi sama dr. tono berapa ya?
Semoga setelah laparoskopi yg kedua ini, anda dan istri bisa segera dikaruniai keturunan,amiin..
Mbak Anggi… sudah laparoskopinya…. saya jg ada kista disarankan utk laparoskopi… mohon bagi pengalammanya dunk… trimakasih..
Saya berdoa untuk bang Hery dan nyonya, semoga mendapatkan yang terbaik dari Allah swt.
Dokter memang suka bercanda, bernyanyi….itu agar tak stres, bukankah mereka setiap kali harus operasi pasien? Saat adikku operasi jantung, keluarga pasien yang stres, dokternya senyum-senyum saja….dan di ruang operasinya terdengar suara musik mengalun.
semoga dapet yang terbaik gan
manfaat buah sirsak
manfaat buah apel
Ikut menyimak artkelnya Gun 🙂
Salam,
Smoga sukses ya mas…
Smoga mba yuli dberi kesehatan n kelancaran amien…
Saya doakan Kang Hery dan mba Yuli diberikan yang terbaik oleh Allah swt, aamiin. Semoga mba Yuli segera pulih dan segar bugar.
Saya makin bersyukur setelah membaca posting ini. Betapa harus lebih banyak bersyukur orang yang diberi keturunan. Bahagialah mereka terpilih punya anak.
mantabs gun artikelnya 🙂
Smoga segera diberi keturunan mas Hery…saya sendiri juga sedang berusaha agar mendapatkan keturunan.usia pernikahan kami sudah mendekati 5 thn.
Mas hery masih lebih beruntung krn bisa melakukan operasi laparoscopy ♈åñģ berbiaya mahal dgn ditanggung kantor.Saya kalau mau operasi gak punya biayanya 😦
Tapi…apapun ♈åñģ terjadi,saya percaya اَللّهُِ akan memberikan yang terbaik bagi kami.dan juga untuk mas hery dan istri.
Saya juga pernah membaca,ada yg si istri tersumbat.krn Gª ada biaya,dia pasrah.eh…الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ dikasih hamil.dokternya sampai kaget.cukup membuat saya termoyivasi 🙂
Saling mendoakan ya Mas Hery 🙂
waah laparoskopi akhirnya jadi nambah pengetahuan ,terima kasih 😀
saya ikut mendoakan, moga programnya sukses y
salam kenal mas herry,
terima kasih atas artikelnya, menambah pengetahuan saya mengenai Laparoscopy
salut ats ushax pak hery..sy jg prnh laparoskopi akhir nov 2011 st ini msh konsumsi obat.apa mbak Yuli jg konsumsi obat?
Assalamu’alaikum….. semoga ikhtiar bpk dan ibu di ridhoi oleh Allah. dan saya sangat salut dgn ikhtiar mbk yuli. setelah saya mencari-cari semua info tentang laparoskopi, saya menemukan blog bapak. Humm saya berdomisili di surabaya dgn mungkin mengalami hal yg sedikit sama. oiya perkenalkan nama saya Yustia dan suami saya nono, knp saya bilang sedikit sama, krn saat ini saya sdg mengumpulkan kekuatan mental untuk menjalani laparoskopi. setelah 6 bulan menikah sbnrnya saya dinyatakan hamil, tp Allah menguji kami dgn vonis dokter yg menyatakan janin sy tidak berkembang dan harus di kuretase, itu tahun 2010. dan akhirnya sampai saat ini belum ada tanda2 kehamilan. stlh kuret, kami trs berikhtiar sampai detik ini dan akhirnya dokter memutuskan demikian. jujur saya sdkt takut menjalani itu. tp membaca blog bpk, dan membaca ketabahan mbk yuli, dan terdorong rasa demi mewujudkan impian, sy jd berusaha ikhlas atas kehendak Allah terhadap kami. dan mengikuti salah satu judul tuliasan bpk, menyempurnakan niat dengan laparoskopi. kalo boleh tau, mohon share dgn hasil laparoskopi yg pertama dan kedua. dan stlh menjalani itu, lalu apalagi tahap selanjutnya? terima kasih sebelumnya. salam dr surabaya 🙂
Salam kenal :
Mg اَللّهُ merahmati kalian berdua dgn kebahagiaan yg berlimpah, sy jg baru sj dilaparoskopi (23/8/2012), skrg sdg pemulihan.
Kami jg sdg berharap krn dr.Irham Suhaimi blg sy bs hamil dgn cara normal, semoga
Assalamu’alaikum…..semoga Ikhtiar bapak ibu selalu diridhoi Nya, amin…Perkenalkan sebelumnya nama sy Merry, sy hanya ingin berbagi pengalaman sy mengenai laparoskopi kepada semuanya. Sy telah menjalani operasi laparoskopi pada tanggal 16 Januari 2012 kemaren disaat usia pernikahan sy genap 1 (satu) tahun. Memutuskan untuk menjalani laparoskopi sungguh merupakan keputusan terberat tapi harus dijalani demi kebaikan bersama, Alhamdulilah sy bisa melewati itu semua. 2 (dua) bulan setelah laparoskopi yaitu tepatnya tanggal 07 Maret 2012, sy baru mendapatkan menstruasi kembali dan dokter menyarankan untuk melakukan kontrol setelah menstruasi berakhir. Sy dan suami kemudian melakukan kontrol lg ke dokter pd saat menstruasi sy telah berakhir, dan saat itu dokter memberikan sy suntikan yg dinamakn “pra ovulasi” dimana saat itu, sel telur saya akan dimatangkan tepat pada saat masa subur (pembuahan) dan dokter menjadwalkan tanggal pembuahan yg dimaksud dan sy disarankan untuk mengambil cuti bekerja. Semua yg disarankan dokter saat itu kami lakukan, dan Alhamdulilah bulan berikutnya saya tidak mendapatkan menstruasi kembali dan dinyatakan positif HAMIL….Subhanallah..sekarang usia kandungan sy sdh memasuki bulan ke 7, semoga disehatkan, dikuatkan dan disempurnakan, amin…terima kasih sebelumnya, semoga bisa menjadi penyemangat buat yg lainnya yg jg sdng ber ikhtiar,amin.
subhnallah…………selamat ya mbak merry,smg selalu dlam lindungan allah swt.amin…………do’akan saya
jg ya mbak,aq dketahui stlh HSG trjd penyumbatan.tp blm dpastikan,saya dsrh cek ulang HSG lg.tp blm saya lakukan,karena takut…
bwt mba yuli………………ttp semangat,smg usaha kalian dimudahkan dan mndptkan ridho dr allah swt.amin……………
Asslmlkm Pak Herry.. Boleh minta no.telp/PIN bb nya.. Pgn sharing… Sy pakai Dr. Tono jg, dan disarankan untuk laparaskopi bulan ini.. Butuh support extra, Supaya semakin mantap hatinya untuk operasi… Hatur Nuhun sateuacana….
bwt mba yuli saya yana dan lg program juga di dokter tono,gmn udah hamil apa blom bu….?sy jg udah 2x operasi tp blom hamil jg nih…sharing dong…
Aku sampai nangis bacanya. Karrna aku juga ada kista. Ngomong2 apa istrinya skrg sudah hamil mas??:)
punten mas, biaya laparoskopi di LIMIJATI brapa ya?
Halo om Heri, setelah operasi laparoskopi dan program apakah istri om lgsg hamil? Atau ada program lain (bayi tabung)? Karena ceritanya belum selesai dan untuk pengalaman kami om.
Terima kasih
Hai Mas Eko,
Setelah laparoskopi kedua memang ada jeda cukup lama (lebih 3 tahun) hingga kami memutuskan untuk ikut program bayi tabung. Tahun 2014 kami ikut bayi tabung di Limijati yg disupervisi dokter Tono. Hasilnya istri saya belum hamil juga. Begitu kisah singkatnya. Tetap semangat ya
Siapp om, terima kasih atas Sharing dan supportnya ya om.
Semoga om dan istri juga mendapatkan momongan.
Amin.
Pak, maaf saya mau tanya, untuk tindakan laparoskopi nya dicover asuransikah? BPJS Kes atau misalnya asuransi lainnya, terima kasih
mba Ari, sekedar bantu jawab (pengalaman saja) waktu tahun 2015 istri operasi Laparoskopi tidak dicover Asuransi Swasta untuk Perusahaan saya bekerja (mungkin perjanjian operasi tersebut tidak dicantumkan) karena menurut marketingnya ini berhubungan dgn Program Kehamilan walau oleh Dokter sudah dibantu karena termasuk penyakit.
Jika BPJS saya tidak tahu tp jika Asuransi Swasta silahkan ditanya kepada HRD atau Marketing Asuransinya
Terima kasih mas eko atas infonya, memang belum ada sepertinya RS yg mengcover biaya utk tindakan laparoskopi