Blog Memang “Racun”

Sejak punya blog sekitar akhir November 2007 aku seperti anak ABG yang lagi kasmaran. Setiap hari tak bosan-bosannya kuotak-atik blogku dan kupadu-padankan tema yang cocok. Setelah tertambat inspirasi sebuah tulisan bawaannya kepingin cepat-cepat menuliskannya di blog.

Bahkan saat di perjalanan yang tidak memungkinkan membuka laptop, aku selalu membuka blogku dari hand phone. Dengan harap-harap cemas aku mengintip sudah berapa hits di blogku. Inikah yang disebut Addicted to Blog?

Selama nge-blog, aku merasakan beberapa manfaat sebagai berikut:

Pertama, aku dapat menyalurkan hobi menulis secara lebih teratur. Selama ini semangat menulis sering terhambat karena terlalu banyak pertimbangan ‘layakkah tulisan ini diterbitkan di media umum?’ Dengan belenggu ini akhirnya aku jadi malas menulis.

Sementara kalau di blog aku bisa menulis apa saja. Terserah pengunjung mau baca atau tidak. Kalau suka ya alhamdulillah, kalau tidak juga alhamdulillah.

Kedua, aku dapat belajar memahami perilaku konsumen seperti halnya saat memasarkan produk dunia nyata kepada konsumen. Lewat stats blog aku dapat melihat postingan mana yang paling banyak dibaca, dan mana yang kurang peminatnya.

Dari statistik ini aku bisa mengira-ngira sudah sejauh mana alam pikiran masyarakat kita. Inilah salah satu kelebihan blog yang tidak bisa ditandingi oleh media konvensional seperti koran, radio dan televisi.

Selama ngeblog aku coba bereksperimen dengan berbagai tema yang aku kuasai. Ternyata, tema hiburan memang paling laris peminatnya. Postingan Super Mama Seleb Show menempati urutan pertama (sekitar 950 hit), disusul oleh Duo Maia Mulan Jameela (sekitar 450 hit) di tempat kedua.

Tingginya traffic ini, menurut hematku, bersumber dari pengunjung yang melakukan search topik tersebut di Google. Karena itu, memilih judul sangat penting untuk membuat blog kita banyak dikunjungi.

Mengisi tag juga tidak boleh ditinggalkan. Bila perlu tag dibuat sebanyak mungkin agar peluang kena Google Search semakin besar.

Hal ini berbanding terbalik dengan perbincangan tentang buku dan topik yang agak serius lainnya. Meskipun demikian tidak semuanya sepi pengunjung. Perbincangan mengenai buku Quantum Ikhlas, Ganti Hati dan Andrie Wongso Sang Pembelajar mendapatkan hit cukup lumayan, sekitar 30-an.

Ketiga, aku dapat melatih sensitivitas terhadap lingkungan. Apapun yang kubaca, kudengar dan kulihat di rumah, di kantor maupun perjalanan dapat menjadi bahan tulisan di blog. Dengan sikap ini, aku selalu membuka diri dengan pengalaman, tugas, teman, makanan dan tempat baru. Semuanya bisa dijadikan bahan, sehingga hidupku menjadi lebih bergairah.

Keempat, aku dapat menjalin silaturahmi, baik dengan teman baru maupun dengan teman lama yang sebelumnya pernah terputus. Dengan blog ini, jika ada teman lama yang ingin mencariku, mereka tinggal menuliskan nama lengkapku di Google Search. Beberapa teman lama berhasil menemukanku dengan cara ini.

Dari blog ini aku juga dapat dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja yang punya blog, termasuk selebritis blog seperti Budi Putra, Jennie S Bev, dsb. Edy Zaqeus yang belum pernah ketemu di dunia nyata juga seolah-olah sudah menjadi teman.

Tak lupa seniorku, Tulang Mula Harahap yang blognya selalu aku intip setiap pagi. Begitu juga, Bang Jarar Siahaan yang Bataknews-nya menjadi sarapanku setiap pagi. Pokoknya rame deh…

Kelima, aku dapat menyebarkan pengetahuan maupun memberi inspirasi kepada khalayak yang lebih luas. Salah satu postinganku mengenai ‘laparaskopi’ mendapatkan tanggapan dari dua orang ibu yang mempunyai masalah yang sama dengan istriku.

Dari tulisanku mereka jadi tahu bagaimana proses yang akan mereka alami pada operasi laparoskopi, termasuk anggaran yang harus mereka siapkan. Mereka juga memintaku untuk selalu meng-update setiap perkembangan istriku pasca laparaskopi.

Keenam, aku dapat melancarkan writing English-ku yang memang dari dulu enggak pernah lancar. Kalau tidak dilatih secara rutin aku khawatir kemampuan ini semakin menghilang. Maka, menulis di blog adalah solusi jitu. Kalau ada grammar yang salah barangkali ada teman atau guru bahasa Inggris yang sudi memperbaiki.

Tentu saja tidak pada setiap postingan aku menulis dalam bahasa Inggris. Minimal dari 10 postingan ada 1 yang menggunakan bahasa Inggris. Terlalu sedikit ya? Katanya mau belajar.

Ketujuh, semua tulisan yang ada di blog terdokumentasi dengan baik. Jadi, kapan saja aku mau membukanya kembali, sudah tersedia dengan mudah. Tulisan-tulisan lama jika dibaca ulang ternyata bisa memberikan pemahaman yang baru.

Demikianlah, blogging menjadi aktivitas harianku di samping tugasku sebagai karyawan. Mudah-mudahan aku bisa terus ngeblog, dan tidak akan pernah bosan. Apakah teman-teman blogger punya pengalaman yang sama? (Hery Azwan, Jakarta, 23/1/2008)

3 tanggapan untuk “Blog Memang “Racun”

  1. Pak Hery
    Saya kok punya feeling, sebentar lagi Anda akan berhasil menerbitkan sebuah buku, setidaknya dari tulisan-tulisan di blog ini. hayuk taruhan he he he…
    Salam bestseller
    ~ez

    Hery Azwan:
    Wah aku gak berani taruhan. Soalnya, feeling Mas Edy kayaknya benar. He he…
    Makasih, Mas atas dukungannya.
    Salam super best seller

    HA

  2. La iyalah… Pada akhirnya sih tetap berpulang ke tujuan kita berblog. Ya gak sih… Salam kenal

    Hery Azwan:
    Salam kenal kembali!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s