Girls of Riyadh: Menyibak Tirai Tradisi Arab

Rajaa Al Sanea, Penulis the Girls of Riyadh

Tidak banyak informasi yang kita ketahui tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Arab Saudi. Bagi yang sudah pernah naik haji atau umroh, mungkin pernah merasakannya, tetapi mungkin hanya permukaannya saja.

Lagipula, haji kan cuma di Mekkah dan Medinah yang nota bene kota yang lebih “terjaga”. Ya, sedikit mampir di Jeddah, tempat bandara King Abdul Aziz. Kita tidak pernah tahu bagaimana kehidupan di kota lain yang lebih kosmopolit seperti Riyadh.

Buku Girls of Riyadh yang ditulis oleh Raja Al Sanea dapat memberikan “sedikit” pencerahan bagi kita tentang budaya Arab dan kehidupan masyarakatnya. Di buku ini kita akan mendapati beberapa fakta yang mengejutkan.

Buku ini menceritakan kisah empat orang gadis Arab Saudi yang mempunyai problema hidupnya masing-masing. Shedim, Qamrah, Lumeis dan Michelle merupakan representasi gadis Arab yang hidup di tengah budaya yang “meminggirkan” peran perempuan.

Kisah mengenai empat gadis Arab ini mulanya diceritakan lewat milis. Email muncul setiap hari Jumat dan selalu ditunggu-tunggu oleh pembacanya. Secara total ada 50 postingan yang terdapat dalam buku ini. Pro dan kontra menyertai setiap postingan. Saat diterbitkan, buku ini juga dilarang oleh otoritas Arab Saudi karena dianggap membeberkan borok sendiri.

Hubungan laki-laki dan perempuan sangat dibatasi oleh rezim yang berkuasa. Bahkan dikisahkan bagaimana sepasang remaja yang sedang bercengkerama di sebuah restoran umum, ditangkap oleh polisi syariah.

Posisi perempuan Arab Saudi dalam sebuah institusi perkawinan sangat lemah. Sebaliknya, laki-laki Arab Saudi juga dikisahkan merupakan anak mami yang tidak berani menentukan pilihannya sendiri.

Kehidupan remaja Arab sebenarnya sama saja dengan remaja lain di seluruh dunia. Mereka juga mengenal Valentine’s Day, tetapi tidak bisa merayakannya karena dilarang keras oleh otoritas Saudi.

Gadis Arab juga senang membaca ramalan bintang, sesuatu yang dipandang musyrik oleh kebanyakan orang Islam. Di sini penulisnya mencoba menetralisirnya melalui cerita seorang tokoh utama. Menurutnya, zodiak hanya upaya untuk memprediksi. Yang baik diambil, yang jelek ditinggalkan.

Dalam hal minuman keras, pemerintah Arab Saudi sangat keras. Tetapi ada saja orang tertentu yang bisa memilikinya bahkan mempunyai koleksi yang cukup lengkap dan mereka mahir meracik minuman tersebut. Mereka menyajikannya untuk sahabat khusus mereka, terutama yang pernah keluar negeri.

Menarik juga mengetahui fakta bahwa wanita Arab akan membuka abaya mereka sebelum pesawat mendarat di bandara luar negeri. Akibatnya, antrian di toilet pesawat cukup panjang. Setelah keluar dari toilet mereka menjelma menjadi sosok lain yang lebih “terbuka”.

Diceritakan juga bagaimana seorang gadis dengan begitu lugunya menyerahkan miliknya kepada tunangananya hanya untuk membujuk calon suaminya agar menunda pernikahan sampai selesai ujian kuliah. Dia menganggap proses tunangan sama dengan menikah. Ternyata kejadian seperti ini bukan terjadi di Indonesia saja.

Melihat isinya, sebenarnya buku ini layak diberi judul Riyadh Undercover. Namun barangkali penerbit Ufuk tidak berani melenceng terlalu jauh dari judul Inggris (Girls of Riyadh) dan judul Arabnya (Banat ar Riyadh). Yang pasti penerbit juga takut bukunya dipersepsikan sama dengan Jakarta Undercover yang mengulas kehidupan asyik-masyuk di Jakarta dan sekitarnya.

6 tanggapan untuk “Girls of Riyadh: Menyibak Tirai Tradisi Arab

  1. Gua beli …
    Gua beli …
    Tenk kyu bang …
    Ini true story bukan ya ?

    Salam saya …

    Katanya sih true story. Tapi gak tahu juga sih. Mungkin mirip2 Laskar Pelangi lah. Ada yang true, tapi pasti banyak yang ditambahin. Itu kan memang bisa-bisanya penulis. He he…

  2. Adoh, jangan disamain ama laskar pelangi dong.
    Kan beda genre?
    Jakarta undercover ama laskar pelangi jauh lah…

    Memang beda genre. Tapi topnya kan hampir sama. Tul nggak?

  3. Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap permanen. Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan terlebih dahulu on the job training secara intensif dan berkelanjutan.

  4. Sayang tidak dipublikasikan tentang Poligami di Arab Saudi dan apa tanggapannya oleh remaja2 putri Arab?
    Tapi saya yakin para remaja putri Arab sangat menyetujui Poligami,sebab istri2 tersebut akan menjadi wanita2 penunggu pintu surga.ISubanallah.

  5. “Gadis Arab juga senang membaca ramalan bintang, sesuatu yang dipandang musyrik oleh kebanyakan orang Islam. Di sini penulisnya mencoba menetralisirnya melalui cerita seorang tokoh utama. Menurutnya, zodiak hanya upaya untuk memprediksi. Yang baik diambil, yang jelek ditinggalkan. OON BGT SICH ITU ORANG YA IYA LAH RAMALAN BINTANG MAH DI LARANG…. HARUSNYA DI INDONESIA JUGA DI LARANG TUH BACA RAMALAN BINTANG……

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s