Kerang merupakan salah satu makanan laut yang menjadi favorit banyak orang selain udang, kepiting, cumi dan ikan. Meskipun demikian, mungkin tidak banyak yang tahu bagaimana kerang ditangkap, apalagi anak-anak kota yang tahunya kerang ada di restoran. Saya merasa beruntung karena waktu kecil pernah mengalami kegiatan berburu kerang di pantai.
Saat kelas satu SMP saya bersama rombongan anak Pramuka melakukan kegiatan perkemahan Sabtu Minggu atau Persami. Tempat yang kami tuju adalah Pantai Cermin, sekitar 40 km dari Medan.
Jangan bayangkan pantai Cermin seperti Pangandaran atau Anyer. Pantai di sekitar sisi timur Sumatera memang tidak ada yang bagus pantainya karena mengandung banyak lumpur. Namun, Allah memang Maha Adil. Di balik “buteknya” air di pantai ini, ada berkah yang sangat besar yakni makanan laut yang melimpah.
Kami berangkat dari Medan hari Sabtu siang menumpang bis kota. Kami diturunkan di persimpangan jalan utama. Setelah itu kami harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 10 km menuju pantai, di bawah teriknya matahari. Perjalanan memang melelahkan, tetapi sangat menyenangkan bagi anak seusia kami yang belum punya urat capek.
Setiba di pantai, kami membangun tenda tidak jauh dari bibir pantai. Dari sini kami dapat menghayati betul bagaimana proses pasang surut yang kalau diterangkan lewat buku pasti kurang “nempel”.
Saat kami tiba sore hari, air masih tinggi. Menjelang pukul 10 malam bulan di langit tampak terlihat jelas. Air sudah surut total sehingga kami dapat berjalan ke tengah sejauh hampir 200 meter. Senang sekali rasanya bisa berjalan di tempat yang tadinya berisi air.
Nyamuk di pinggir pantai hanya satu dua, tetapi temannya coy, rombongan. He he… Tidur kami awalnya sedikit terganggu. Tetapi akibat kelelahan, dengungan nyamuk nakal tadi tidak kami rasakan lagi. Menjelang pagi air laut kembali pasang dan surut kembali sekitar pukul 08 pagi secara perlahan.
Inilah saat yang paling menyenangkan karena kami bisa mencari kerang yang tertinggal di pantai yang mengering. Kami mengutip satu persatu kerang seukuran jempol kaki orang dewasa. Ada perasaan puas setiap kami menemukan gerombolan kerang tersangkut di sebuah batu atau pasir.
Tak jarang kami juga menemukan cumi-cumi. Kucoba menangkap cumi-cumi yang sedang “hening”. Setelah kucolek, cumi-cumi tadi berupaya untuk melepaskan diri dengan menyedot tanganku. Lumayan juga sakitnya. Karena tak kuat menahan sakti, aku melepaskannya. Cumi-cumi melenggang sambil menyemprotkan tinta hitamnya.
Suatu waktu aku melihat kepiting, tapi aku tak berani menangkapnya. Karena tidak membawa alat bantu aku takut dijepit sama kakinya yang banyak.
Setelah lebih dari satu jam, kami berhasil mengumpulkan kerang beberapa tas plastik. Kerang kemudian direbus tanpa memakai garam. Dimakan sebagai lauk, rasanya, sangat segar, campur manis yang menunjukkan bahwa kerang tadi memang baru. Menjelang Minggu sore kami pulang membawa kenangan indah dari pantai Cermin. Ah, kapan lagi bisa mencari kerang seperti ini?
hhmmm jdi kepingin makan kerang tapi yg dimasak di pinggir pantei, secara masih brasa segar cmapur manis gitu, gak pake garem krna masi mbawa garam dari laut hehe…. lam kenal ya…..
Aduh si abang … mengingatkan ku pada masa pramuka dulu …
Memang menyenangkan ya bang … Sangat menyenangkan bahkan ..
penuh petualangan indah … tak tergantikan …
Saya aku kurang begitu melihat ‘greget” kegiatan pramuka sekarang ini.
Aku juga punya postingan Waiting List … mengenai Kegiatan Pramukaku dulu nih …
Posting … jangan … posting … jangan …
(hehehe)
Kalau ngomong soal kerang, wah…ini makanan favoritku!!
Teringat waktu saya SMP dahulu, kebetulan saya aktif di pramuka, dan pernah ke Australia mengikuti Jambore Internasional (1989). Lucu juga waktu itu..karena beberapa lomba tidak bisa diikuti oleh kontingen Garuda. Disaat kontingen kami menyiapkan lomba tali temali, peserta negara lain sudah mulai dengan lomba komputer..Disaat kontingen kami menyiapkan hasta karya, peserta lain sudah siap dengan lomba gantole..emh…kalau disaat sekarang Jambore Internasional ada, kontingen Garuda sudah siap dengan lomba komputer, kontingen negara lain siap dengan apa ya?
wah udah lama gak ke pantai…
wahhh saya ngga pernah suka ke pantai…abis pliket-pliket sih hihihi
sukanya ke gunung.
aku pertama kali makan kerang di kaki lima tendaan di mayestik tuh.
Ngga doyan-doyan banget. abis kerangnya kecil-kecil…ambil sama garpu kecil lalu dicocol pakai sambal kacang….
Di Jepng juga banyak kerang untuk sushi tapi biasanya saya tidak makan. Ada yang namanya Awabi tuh mahal sekali… tapi karena alot saya tidak pernah suka.
aku anak pantai cermin.. jgn kan berkemah, gak berkemah pun sering aku dipinggiran pantai. tapi sayang skrg airnya lumayan keruh..tapi team parknya lumayan ntuk anak2.
saya juga orang pantai cermin, tapi dah lama ga ke sana …..he…he…he
Barusan tadi berhasil berkunjung ke pantai cermin…..akhirnya bisa pulang ke kampung halaman….
Tapi baru sempat ke pantai permai….