Acara peluncuran buku the Blings of My Life karya Lala Puwono berlangsung sukses di panggung utama Indonesia Book Fair, Jakarta Convention Center pada hari Jumat, 14 November 2008. Lala ternyata seorang public speaker ulung. Dia berhasil menguasai panggung dengan baik. Bahkan sempat ada adegan sinetron tangis-tangisan dengan teman dekatnya, Lyn yang tiba-tiba datang dari Surabaya.
Sehubungan acara dimulai pukul 10.30, belum banyak pengunjung yang datang. Aku sempat khawatir kalau acara ini tidak ada yang menonton. “Wah bisa gatot (gagal total) nih acara. Memang salah kita juga sih yang menempatkan acara ini bukan di prime time. Soalnya, slotnya sudah habis diambil penerbit lain.
Saat itu baru ada sekitar 5 orang pengunjung. Pelan-pelan, pengunjung datang satu persatu. Beberapa blogger juga hadir di sini, antara lain Yessy Muchtar, Ibu Enny D Ratna dan Hilman. Total jenderal, ada sekitar 30 pengunjung.
Pada acara yang berdurasi 45 menit ini, Lala berhasil membuat pengunjung terpesona dengan olah kata dan olah tubuhnya. Pada suatu sesi dia menantang hadirin untuk bertanya,”Boleh tanya apa aja, kecuali berat badan”. Kontan saja, hadirin pada ketawa ngakak. Wakakakakkkkk….
Dengan baju warna hitam, Lala terlihat lebih langsing (fitnah.com). Bawahannya blue jean yang berwana biru. Ya iyalah..Blocking Lala memang top punya. Dia bisa naik turun panggung, bahkan memberikan mikropon kepada hadirin yang bertanya. Kayaknya moderator udah nggak dianggap sama Lala.
Dari semua pertanyaan yang diajukan, Lala berhasil menjawabnya dengan tuntas tas tas. Khas public speaker sejati. Kemampuannya tidak kalah dengan Eko Ramaditya, si penulis Blind Power.
Salah satu yang membuat hadirin kagum adalah kepedean Lala. “Apa sih rahasianya?” tanya seorang hadirin.
Lala membuka rahasianya,”Setiap orang harus memiliki VNDKB, yakni Virus Narsis Demi Kebaikan Bersama. Topik ini juga ditulis pada sebuah bab di bukunya. Narsis ini sangat penting. Mendingan geer daripada minder.”
Dengan vokalnya yang cukup baik, hadirin menikmati setiap untaian kata dari Lala. Setahu saya, tidak banyak penulis yang memiliki kemampun berbicara sama baiknya. Bahkan penulis AAC Kang Abik dan Laskar Pelangi Andrea Hirata, tidak begitu menarik jika berbicara (maaf nih Kang Abik dan Mas Andrea). Tidak seperti tulisan mereka yang mampu menyihir pembaca.
Nah, Lala mempunyai kemampuan menulis dan berbicara sama baiknya. Mungkin karena dia juga cerewet. Jadi berbicara merupakan sebuah kebutuhan asasi yang berada di bawah sadarnya, tidak perlu pake mikir….
Inti dari buku ini, menurut Lala adalah bahwa di setiap peristiwa seremeh temeh apapun, pasti ada hikmah yang bisa kita pulung untuk kita refleksikan. Hatta, dari peristiwa yang kelihatannya hanya bercanda atau nggak mutu, kita bisa mengambil pelajaran.
Seorang ibu guru sempat bertanya kepada Lala bagaimana menghadapi anak yang terlalu pede dan menganggap enteng pelajaran. Lala dengan tangkasnya bisa menjawab, bahwa dengan pendekatan yang manis anak tersebut bisa diberi pengertian, bukan dengan dipelototi, dibentak atau dimarahi. Ah, bisa aja si Lala ngeles…
Setelah acara launching ini saya semakin yakin kalau Lala bakal menjadi penulis top yang mewarnai khazanah perbukuan di Indonesia. Back groundya sebagai seorang sekretaris di perusahaan pelayaran asing dan sarjana teknologi pertanian, malah menambah kekayaan tulisannya. Hobi gaulnya dan kemampuan interpersonalnya sangat mendukung kiprahnya. Selamat La…Siap-siap menjadi orang beken…
HERY AZWAN 
Setuju sama abang …..
Siap-siap menjadi orang beken La!
and canggih menulis dan berbicara memang Lala banget toh….
lalu yang membuat buku Lala sukses diterbitkan siapa ya? (tepuk tangan untuk Abang)
lalu yang mengatakan bahwa buku Lala pasti menjadi best seller di toko buku Indonesia siapa ya?(tepuk tangan untuk mas NH18)
Hidup Asunaros!! Banzai!!!
Wah … selamat untuk Lala dan juga Bang Hery atas event yg sudah lama ditunggu sentero dunia per-blog-an. Sayang saya tidak bisa ikutan, karena Jum’at sebelumnya sudah ‘bolos’ kuliah, apalagi rencananya saya mau ‘bolos’ lagi minggu2 depan, jadi nggak enak kalau terus-terusan ‘bolos’ … (ngeles.com).
Satu lagi, reportase-nya yahud Bang, serasa ikut acara-nya … pokoknya Barvo !
Betul. Tidak semua penulis yang lincah dalam ranah teks, juga lincah pada ranah lisan. Seringkali kita temui penulis-penulis yang kalau sudah berbicara di forum semacam itu, jadi kaku dan bikin malas hadirin untuk mendengarkan. Meski tulisannya yahud.
Memang bukan salah penulisnya. Karena memang tidak ada aturan tertulis: bahwa penulis mesti jago juga bicara.
Barangkali Lala memang menguasai keduanya.
Sukses buat si gembul, eh, Lala.
(kalo aku hadir, pasti aku bakal tanya: berat badanmu berapa, La…?” Hihihi!)
Bang …Emiko … Pak Oemar … Mas Dan …
Saya sudah yakin kalau lala ini mempunyai kemampuan lisan yang sama baiknya dengan kemampuan tulisannya … sama-sama lugas dan dynamite …
FYI … saya terharu membaca postingan abang ini …
Adik Bungsu kita ini akhirnya berhasil mewujudkan impiannya …
Dan saya bisa merasakan ketika Lyn datang …
Bagaimana haru biru nya si Lala … kedatangan sahabat baiknya ini …
Menyesal sekali saya tidak bisa datang ke acara ini …
Padahal saya sangat ingin menghadirinya …untuk menyaksikan saat bersejarah ini secara langsung
Tetapi dengan membaca postingan Abang ini penyesalan saya ini sedikit terobat …
Lala telah melewati “the momment of truth” … “turning point” … sebagai jalan untuk menjadikannya seorang penulis muda yang diperhitungkan di negeri ini …
Salam saya bang …
Diposting dari Bandung … 00.35
(abis pentas Catatan Si Boy nih )
Iya…, peluncuran buku yang mantap…?!?! 😀
Terus terang aku ngga nyangka dan seneng banget ketemu sama penulis, dan orang-orang dari penerbit. Soalnya baru kali ini aku tau bagaimana sebuah proses penulisan buku sampai dengan penerbitannya.
Top deh…!! Selamat dan sukses buat Lala, buat bang Hery, dan buat Grafindo. 🙂
wah diriku menunggu kiriman bukunya nih om…
dikasih gak ya?? 😦
Sayang saya terlambat datang, pas mau berangkat ada telepon, yang memerlukan klarifikasi dan konfirmasi nyaris setengah jam. Pas masuk jl. Patimura, mulai hujan deras, syukurlah akhirnya pas datang acara masih berlangsung. Clingak clinguk, cari bang hery…langsung bisa mengenali Yessy diujung kanan bawah panggung.
Lala memang hebat, dan mungkin perlu diadakan launching bukunya di Surabaya….sempat sih diskusi sama Uda Melvi dan Lala. Biar begitu, menurut saya, Lala tetap harus diet…biar penampilannya makin gaya….siapa tahu nanti dilirik sutradara….
selaluuuu….. semarang nggak kebagian acara2 seperti itu.
sekali2 dong, acara launching diadakan di sana.
ah, semoga nanti buku kedua Lala, rame2nya di semarang
*semoga Lala membaca komen ini*
Wah makasih bang, deskripsi yang sangat baik tentang acara laucnhing bukunya jeung lala… Sedikit banyak tergambarlah keadaan di sana….
Sayang euy, ogut ga bisa ke sana…
Abang…
thanks a lot for the review ya Bang…
sudah kehabisan kata-kata untuk berterima kasih sama Abang.. 🙂
btw,
aku mau diet ah..
sapa tau abis ini, terus ngetop, jadi seleb, dan diajak main sinetron.. hihihi…
selamat buat lala dan grafindo…
buat lala, siap2 jadi seleb ya… siapa tau ada produser yg minat dan memfilmkan bukumu, hehehe… 🙂
Sukses untuk Lala
Sukses untuk Abang
Semangat!
Makasih atas persahabatannya
http://cucuharis.wordpress.com/2008/11/19/bunga-cinta-yang-terbenam-fiksi-bag-1/
Selamat buat kalian berdua (mas dan jeunglala).
Wah, sukses kalau begitu buat Jeung LALA, sayang saya nggak tahu kalau ada acara seperti ini, hehehe….
Saya jadi sangat penasaran untuk baca bukunya. Kira-kira bisa dapat gratisannya nggak yach, hahaha….
Sukses buat Lala, semoga bukunya laris, meledak di toko buku & manis kayak orangnya 🙂 🙂 🙂
Thank’s Hery atas artikelnya 🙂 🙂 🙂
best regard,
Bintang
http://elindasari.wordpress.com