Penulis: Hery Azwan

Seharian di Hakone

Seharian di Hakone

Hakone merupakan dataran tinggi dekat dengan kawasan Gunung Hakone. Hakone ini terkenal dengan pemandian air panasnya (onsen), udaranya yang segar, dan pemandangannya yang indah. Beberapa museum dan taman nasional dapat ditemukan di Hakone.

Dari Tokyo perjalanan ke Hakone bisa dilakukan dengan bus atau kereta api. Kebetulan kami mengambil paket Hakone Pass plus Romance Car. Jangan bayangkan Romance Car ini mobil ya, karena ternyata eh ternyata kendaraan ini ya dalam bentuk kereta api semi cepat. Lanjutkan membaca “Seharian di Hakone”

Sopir Bis Seoul Yang Baik Hati

Seoul minggu ini memang terus dilanda hujan, meski di musim kemarau. Kemana-mana warga Seoul terlihat membawa payung, tak terkecuali para pria. Mereka tidak takut kehilangan kemacoannya dengan payung panjang yang tidak dilipat.

Sore itu, usai kunjungan ke sebuah kantor pusat produsen skincare, saya dan istri dari hotel kami daerah Gangnam berniat ke sebuah pertokoan. Pulangnya baru kami makan di The Halal Guys. Karena hujan sudah reda dan posisi payung di kamar hotel juga tak jelas di mana, kami nekad keluar hotel tanpa payung. Lanjutkan membaca “Sopir Bis Seoul Yang Baik Hati”

Imigran Muslim di Jantung Eropa

Imigran Muslim di Jantung Eropa

Saya ingin sharing mengenai serba-serbi imigran muslim di negara Eropa yang saya kunjungi. Penilaian ini mungkin hanya berdasar pandangan subyektif saya, jauh dari valid.

Waktu trip ke Barcelona, saya 2 kali naik taksi yang supirnya ternyata orang Pakistan. Sang supir bercerita kalau di Barcelona banyak sekali orang Pakistan. Jumlahnya sekitar 180.000. Wow banyak juga ya. Karena itu tak heran, dari 3 kali naik taksi, 2 taksi sopirnya dari Pakistan. Setelah tahu kalau kita dari Indonesia mereka memberi saran jika kita ingin makan seafood di sepanjang Barceloneta beach atau restoran manapun di Barcelona, jangan ragu untuk meminta makanan halal dari waiternya karena sebagian besar waiter di sana orang Pakistan. Lanjutkan membaca “Imigran Muslim di Jantung Eropa”

Lost in Berlin

Lost in Berlin

Ceritanya bermula saat kami bermaksud mengunjungi Designer Oulet yang terletak jauh di luar kota Berlin. Mengunjungi factory outlet di luar negeri tampaknya menjadi tujuan wisata baru.

Sebelum check in hotel kami sudah bertanya kepada resepsionis hotel mengenai akses ke tempat ini. Dia tidak menyarankan kami ke tempat ini karena lokasinya sangat jauh, bisa menempuh waktu lebih dari 1,5 jam. Sebagai gantinya dia merekomendasikan pertokoan di dekat Kebun Binatang. Kami pun akhirnya menuruti nasehatnya, daripada menunggu waktu check in yang masih sejam lagi. Lanjutkan membaca “Lost in Berlin”