Kategori: Culinary

Umroh #2

Hery Azwan di Mesjidil Haram
Berpose di depan ka'bah setelah tawaf

Hotel Royal Dar El Eiman (kalau versi EYD Royal Darul Iman) terletak tidak jauh dari pintu satu (Pintu King Abdul Aziz) Mesjidil Haram. Hotel ini berdempetan dengan Hotel Assofwah, dan menempel bagian belakangnya dengan Zamzam Tower. Bagian sampingnya berhadapan langsung dengan pelataran Mesjidil Haram. Hotel ini diklaim sebagai bintang lima, meskipun kalau dilihat dari standar Indonesia setara dengan bintang 3 dan 4. Katanya, standar bintang lima di Mekkah diberikan pada hotel yang jaraknya sangat dekat atau lapis satu dari Mesjidil Haram. Jadi, lupakan saja standar hotel yang umum dipakai.

Lanjutkan membaca “Umroh #2”

Lontong Medan

Lontong Medan Bang Razali

Lontong Medan memang ngangenin. Kuahnya yang gurih bersantan, ditaburi sambal teri kacang membuat nafsu makan selalu naik saat memandangnya. Meski ada sedikit sayur dan serundeng, yang paling membedakan lontong Medan dengan lontong sayur lainnya adalah penggunaan tauco. Begitu lontong dihidangkan, aroma tauco langsung menyeruak ke hidung, mengirim sinyal ke otak untuk memerintahkan tangan agar segera memasukkan makanan ini ke mulut. Lanjutkan membaca “Lontong Medan”

Liburan di Kampung Gajah

Kampung Gajah dilihat dari Maja House
“Tempat sebesar dan sebagus ini, musholanya  kecil banget deh”, kata seorang ibu yang sebel gara-gara dia harus berhimpit-himpitan saat melaksanakan ibadah sholat lohor di Kampung Gajah.

“Tolong bilang ya sama atasannya agar musholanya diperbesar dan tempat wudunya dipisah antara laki-laki dan perempuan”, tunjuk sang ibu kepada seseorang berbaju putih yang diduga sebagai pegawai cleaning service tempat wisata tersebut.

Ternyata orang tersebut pengunjung juga. Gakpapalah, yang penting si ibu telah menumpahkan uneg-unegnya. Untung orang yang diduga pegawai tersebut tidak marah diteror seperti itu. Lanjutkan membaca “Liburan di Kampung Gajah”

Wisata Kuliner Medan Jilid 2

Libur Jumat 2 April aku manfaatkan untuk pulang ke rumah ortu di Medan. Kebetulan istriku ada acara kantor di sana sejak hari Rabu, sehingga biaya perjalanan yang keluar hanya untukku seorang. Lumayanlah bisa irit.

Pesawat Batavia Air A330 yang membawaku berukuran cukup besar.  Kapasitasnya sekitar 320 penumpang. Di tiap baris ada 8 kursi. Di pinggir kanan ada 2 baris kursi, di pinggir kiri juga 2 baris, sementara di tengah ada 4 baris kursi.  Ada 2 gang yang membatasi tiap baris. Lanjutkan membaca “Wisata Kuliner Medan Jilid 2”