Tag: Lebaran

Bendahara Mushola

Sejak pensiun sebagai pegawai PTPN V Pekanbaru pada tahun 2000, ayahku mengisi harinya dengan pelbagai aktivitas. Untuk mengusir kejenuhan, pernah dia mencoba bekerja kembali di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta. Tetapi ini tidak berlangsung lama.

Lokasi kerja yang relatif jauh dari rumah kami di Medan menjadi salah satu alasannya. Belum lagi, di lokasi perkebunan ayah hidup layaknya anak kos. Setiap Senin pagi dia bersegera berangkat ke perkebunan yang hampir mendekati perbatasan Sumut-Aceh. Sebaliknya, Sabtu siang ayah bersiap-siap kembali ke rumah setelah lelah bekerja 6 hari seminggu. Lanjutkan membaca “Bendahara Mushola”

Kuliner Lebaran

Menu lebaran di tiap keluarga pasti berbeda. Jangankan pada etnis atau daerah yang beda, di daerah yang sama pun menunya bisa bervariasi. Ini tergantung dari kebiasaan atau tradisi stempat dan pengaruh dari budaya lain, misalnya karena kawin campur atau karena faktor merantau.

Di rumah orangtua saya di Medan, menu utama lebaran identik dengan rendang. Entah kenapa, kami yang bukan orang Padang mewajibkan rendang. Sepertinya keluarga lain di seantero Medan pun demikian, tak peduli apa sukunya. Apapun makanan utamanya, rendang selalu ada.

Terkadang rendang dimakan dengan ketupat ketan. Cukup dicocol, tidak menggunakan sayur karena ketupatnya sudah gurih dari sononya. Gurih dari mana? Ya dari pengaruh santan kelapa saat perebusan. Lanjutkan membaca “Kuliner Lebaran”

Catatan Seputar Lebaran

Perayaan lebaran merupakan peristiwa tahunan yang melibatkan begitu banyak aspek, baik ritual maupun kultural. Di bawah ini beberapa catatan yang sempat saya perhatikan.

Keseragaman

Lebaran tahun ini kaum muslimin dapat merayakannya pada hari yang sama. Semua ormas yang merupakan mainstream seperti NU, Muhammadiyah dan Persis bersepakat dengan pemerintah yang merayakan lebaran pada tanggal 1 Oktober 2008. Sebuah pencapaian yang perlu dipelihara pada tahun mendatang.

Meskipun demikian, ada saja aliran yang berbeda dengan arus utama ini. Ada aliran yang merayakannya sebelum, bahkan sesudah tanggal yang ditetapkan pemerintah. Hizbut Tahrir Indonesia yang mengedepankan konsep khilafah berlebaran sehari sebelum pemerintah dengan pertimbangan negara-negara Timur Tengah sudah melihat hilal pada tanggal 29 September (29 Ramadan). Menurut mereka, hilal ini berlaku juga untuk seluruh dunia, tidak saja di negara setempat yang melihatnya. Lanjutkan membaca “Catatan Seputar Lebaran”